Laporan
Pengamatan Kecepatan Bernapas
I.
Tujuan : mengetahui pengaruh berbagai aktivitas
terhadap kecepatan
bernapas.
II.
Tempat dan
Tanggal
a. Tempat :
Lapangan SMAN 1 Glagah
b. Waktu :
Senin, 17 Februari 2014
III.
Alat dan bahan : jam tangan
IV.
Cara Kerja
1. Duduk dengan tenang selama 1 menit untuk meyakinkan bahwa kamu
benar-benar rileks.
2. Menghitung kecepatan bernapasmu selama satu menit tersebut dan mencatat
hasilnya.
3. Sekarang melakukan aktivitas naik turun tangga selama lima menit,
setelah itu duduk. Segera menghitung kecepatan bernafasmu selama satu menit dan
mencatat hasilnya.
4. Melakukan aktivitas lain
(lari-lari kecil) selama lima menit, setelah itu duduk. Segera menghitung
kecepatan bernafasmu selama satu menit dan mencatat hasilnya.
v. Hasil Pengamatan
NO
|
NAMA
|
Waktu
|
Posisi atau aktivitas
|
||
Duduk santai
(1 menit)
|
Naik turun tangga
(5 menit)
|
Lari-lari kecil
(5 menit)
|
|||
1.
|
ulfia
|
1 menit
|
19
|
68
|
39
|
2.
|
Cindi
|
1 menit
|
16
|
120
|
41
|
3.
|
Dinar
|
1 menit
|
21
|
80
|
47
|
4.
|
Rosyid
|
1 menit
|
26
|
97
|
50
|
PERTANYAAN
1.
Mengapa kecepatan bernapasmu
sangat cepat selama beraktivitas?
Karena kemampuan jantung
dan paru-paru untuk menyediakan Oksigen ke otot ada batasannya. Akan tetapi
dalam kondisi beraktivitas otot akan memperoleh tambahan energy melalui
penguraian glukosa yang tersimpan di dalam otot (dalam bentuk glikogen).
Penguraian glukosa tersebut terjadi tanpa melibatkan Oksigen (anaerob) dan
menghasilkan asam laktat dan sedikit energy. Pada saat berhenti berlari didalam
otot kaki banyak tertimbun asam laktat. Timbunan asam laktat dapat menyebabkan
kejang otot dank ram. Oleh karena itu, simpanan asam laktat segera di uraikan
dengan bantuan oksigen. Itulah sebabnya, sesaat setelah berolahraga atau
beraktivitas berat kita masih bernapas dengan cepat untuk memperoleh lebih
banyak oksigen guna menguraikan asam laktat di sel-sel otot.
2.
Mengapa kecepatan bernapasmu tidak
segera menjadi normal begitu selesai beraktivitas?
Hal tersebut
terjadi karena Neuron penstimulasi otot pernafasan menstimulasi neuron yang
lain di medulla pernafasan yang direspon untuk berhenti melakukan pernafasan.
V.
Pembahasan
Tubuh pada saat tertentu memerlukan lebih
banyak energi. Contohnya otot kaki membutuhkan banyak energi untuk kekuatan
saat berlari. Untuk itu, seseorang akan bernapas lebih dalam dan cepat. Pada
saat yang sama, denyut jantung berdenyut sangat cepat untuk memompa darah
menyalurkan oksigen ke otot kaki.
Sebenarnya, kemampuan jantung dan
paru-paru untuk mrnyediakan oksigen ke otot ada batasannya. Akan tetapi, dalam
kondisi tertentu, otot akan memperoleh tambahan energi melalui penguraian
glukosa yang tersimpan didalam otot (dalam bentuk glikogen). Penguraian glukosa
tersebut terjadi tanpa melibatkan oksigen (anaerob) dan menghasilkan asam
laktat dan sedikit air.
Pada saat berhenti berlari, didalam otot
kaki banyak tertimbun asam laktat. Timbunan asam laktat dapat menyebabkan
kejang otot atau kram. Oleh karena itu, simpanan asam laktat segera diuraikan
dengan bantuan oksigen. Itulah sebabnya sesaat setelah berolahraga atau
beraktivitas berat seseorang masih bernafas dengan cepat untuk memperoleh
banyak oksigen guna menguraikan asam laktat di sel-sel otot.
VI.
Kesimpulan:
Dalam
beraktivitas berat dan santai frekuensi pernafasan manusia berbeda. Ketika
melakukan aktivitas berat, frekuensinya lebih banyak dan cepat karena untuk
memperoleh lebih banyak oksigen. Sedangkan saat beraktivitas santai, fekuensi
pernapasan dalam keadaan normal.
1 komentar:
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Posting Komentar