Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Post Icon

artikel pantai bedul


Pantai Bedul

Pantai Bedul, mungkin kalian sudah tidak asing lagi mendengar tempat wisata ini? Atau belum tahu sama sekali? Oke, di artikel ini saya akan sedikit mebahas tentang wisata pantai bedul dari sepengetahuan saya dan berbagai sumber yang saya dapatkan. Pantai bedul ini merupakan salah satu tempat wisata yang berada di Banyuwangi Selatan, tepatnya di Dusun Bloksolo, Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo. Pantai Bedul ini sudah ada sejak lama, tetapi baru resmi di buka sebagai tempat wisata Banyuwangi pada tahun 2009.

Asal usul nama Bedul konon berawal dari banyaknya ikan Bedul yang ada di daerah sekitar Segoro Anakan Bedul. Ikan Bedul merupakan salah satu jenis ikan gabus yang memiliki sirip dipungungnya. Segoro anakan bedul sendiri merupakan muara sungai yang menghubungkan dengan laut selatan. Segoro anakan memiliki lebar ±500 m, dan panjang ±16 km. Di sekeliling segoro anakan ini terdapat 27 jenis tanaman mangrove yang masih alami. Beberapa jenis burung yang mendominasi hutan mangrove tersebut diantaranya burung merak, raja udang, elang laut, burung migran dari Australia dan bangau. Selain itu terdapat pula beberapa satwa yang dapat ditemui disana yaitu kera, biawak, kijang, babi hutan dan penyu.

Akses menuju pantai bedul ini sangat mudah, karena jalannya sudah cukup halus. Tetapi sulit dilewati jika dua kendaraan besar (truk, bus, dll) menuju kearah yang berlainan, karena faktor jalan yang tidak terlalu lebar. Perjalanan menuju kesanapun dibutuhkan waktu yang lumayan lama jika dari banyuwangi kota, ya mungkin sekitar 2 jam atau lebih. Jika kita sudah sampai di lampu merah Srono, kita bisa memilih 2 jalur untuk sampai ke wisata tersebut. Jalur pertama adalah ke arah timur yaitu lewat Kecamatan Tegaldlimo dan jalur kedua adalah lurus (kearah selatan) lewat Kecamatan Purwoharjo. Tapi sebagian besar memilih jalur yang kedua, karena aksesnya lebih cepat. Ketika kita sudah memutuskan untuk memilih jalur ini, kita harus melewati 2 hutan yang aksesnya cukup jauh. Yang pertama adalah hutan di Desa Karetan dan yang kedua adalah hutan di Desa Sumberasri itu sendiri. Emang lumayan jauh sih kalau mau ke pantai bedul itu, tapi dijamin ga bakal nyesel deh kalau kita udah sampai di tempat tujuan.

Biaya parkir untuk sepeda motor adalah Rp. 2.000,00, sedangkan untuk kendaraan roda empat adalah Rp. 4.000,00. Disekitar tempat parkir banyak sekali warung yang menjual aneka macam makanan, seperti ayam bakar, lalapan, bakso, mie goreng, mie kuah, nasi campur, nasi pecel, dll. Disana juga terdapat musholla, kamar mandi,  tempat peristirahatan wisatawan, dan sumur randu telu. Konon katanya mata air di sumur randu telu dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Awal mulanya ada seorang pengunjung yang mempunyai penyakit parah minum air dari sumur randu telu tersebut tanpa dimasak terlebih dahulu. Setelah itu, pengunjung tersebut penyakitnya hilang seketika. Dampak dari adanya peristiwa tersebut, banyak pengunjung dari daerah yang jauh dari pantai bedul rombongan datang ke pantai bedul dengan membawa wadah atupun botol-botol sebagai tempat  air dari sumur tersebut. Disana juga ada orang yang menjual wadah air atau kempleng untuk orang-orang yang lupa membawa wadah air. Sehingga di sumur randu telu setiap harinya ramai oleh pengunjung yang mengantri mencari air. Dengan keadaan saeperti itu, kepala desa Sumberasri merenofasi sumur randu telu dengan membatasi sekeliling sumur dengan bambu-bambu sehingga tampak seperti kamar mandi tetapi luas dan tanpa atap. Didalamnya pun tempat air untuk laki-laki dan perempuan disendirikan. Karena disana pengunjung sering mandi juga dengan harapan agar penyakit yang diderita cepat sembuh dan terhindar dari penyakit lainnya. Pengunjung tidak dikenakan tarif untuk mengambil air dari sumur tersebut, tetapi di depan sumur randu telu tersebut terdapat kotak amal bagi orang-orang yang ikhlas mau mengisinya. Pagi dan malam sumur randu telu tersebut tetap ramai dikunjungi oleh berbagai rombongan dari berbagai daerah.

Waktu terbaik untuk menikmati suasana pantaib bedul adalah pagi hari, dimana udara masih belum begitu panas. Selain itu kicauan berbagai jenis burung yang terbang bebas membuat suasana pagi begitu sempurna di Bedul. Ketika ingin menuju ke pantai selatan, wisatawan harus melewati segoro anakan terlebih dahulu dengan menggunakan perahu. Di segoro anakan tersebut banyak nelayan yang mencari ikan atau jenis lainnya Untuk menuju ke segoro anakan pun kita harus melewati dermaga sepanjang ±100 m, berpemandangan hutan mangrove (bakau) di sisi kanan dan kirinya. Segerombolan kepiting kecil berwarna merah dan ungu yang muncul dari balik pasir sungai yang berair payau kabur begitu pengunjung lewat di atas mereka. di pasir sungai yang berair payau tersebut juga banyak hewan yang biasa dipanggil pongo muncul dari balik pasir tersebut. Di dermaga itu pengunjung dapat menjumpai spanduk putih yang bertuliskan "Selamat Datang di Kawasan Wisata Mangrove Blok Bedul Desa Sumberasri" . Tempat itu tidak lain adalah pos tiket masuk yang bertuliskan harga tiket Rp. 15.000,00/orang,  sudah termasuk biaya naik perahu.

Di ujung dermaga itulah pengunjung mulai menaiki perahu yang bisa dimuati 20 orang dengan mesin diesel yang berisik dan sederhana. Walaupun dengan mesin yang masih sederhana, namun perahu di wisata bedul telah mengutamakan faktor keselamatan penumpang dengan menyediakan beberapa pelampung berwarna orange  di depan dek kapal. Disana terdapat 5 buah perahu. Ketika perahu sudah menghantarkan penumpang melewati segoro anakan, perahu itu akan kembali ke ujung dermaga untuk mejemput penumpang berikutnya. Wisatawan dapat menikmati keindahan hutan mangrove disekeliling segoro anakan dengan hewan-hewan yang tersebut diatas. Ketika waktu-waktu tertentu, pengunjung bisa melihat seekor burung merak betina (ditandai dengan tiadanya bulu panjang di ekor belakang) melompat-lompat di dahan pepohonan. Jadi beruntung pengunjung bisa melihat merak betina tersebut, karena merak betina tersebut tidak sering menampakkan dirinya.

Selain ke pantai selatan, pengunjung dapat berkeliling di segoro anakan dengan berbagai tempat tujuan yaitu Kere, Cungur dan Ngagelan. Untuk menuju Kere (tempat peristirahatan nelayan) pengunjung dikenakan tarif Rp 150.000, ke Cungur dikenakan tarif Rp 200.000,00 sedangkan ke Ngagelan (penangkaran tukik penyu) dikenakan tarif Rp 300.000,00 per perahu yang bisa diisi hingga 15 orang. Jika ingin berkeliling di segoro anakan saja menikmati pemandangan hutan mangrove, pengunjung dikenakan tarif Rp 50.000,00/perahu bukan termasuk tarif tiket masuk. Ketika berkeliling menggunakan perahupun pengemudi perahu tidak sembarangan mengendarainya, ada jalur tersendiri yang harus dilewati ketika menyeberangi segoro anakan. Jalur itupun sudah sesuai dengan arus air terhadap perahu yang melewatinya.

Ketika sudah selesai mengelilingi indahnya pemandangan di sekitar segoro anakan, pengunjung masih harus melewati hutan mangrove sejauh ±1,5 km untuk menuju pantai selatan. Disana pengunjung telah disambut oleh berbagai kera yang bergelantungan di pohon-pohon dan di sekitar tumbuhan bakau. Mereka berusaha mencari perhatian pengunjung yang lewat agar mendapatkan makanan. Sehingga ketika melewati hutan mangrove, banyak pengunjung yang memberi makanan kepada kera-kera yang ada disekitarnya. Ada pula pengunjung yang asik bermain dengan kera-kera tersebut sebagai refreshing. Perjalanan jauh itupun tidak terasa ketika pengunjung bisa menikmati keindahan tumbuhan bakau dan aksi lucu berbagai kera yang sedang mencari perhatiannya. Jalan yang dilewati itu lumayan lebar dan halus.

Jika sudah mencapai ujung perjalanan, pengunjung sudah mulai melihat Tanaman pandan duri dan tanah pasir putih bercampur hitam serta plang bertuliskan "Dilarang Mandi di Laut, Bahaya Ombak Seret Pantai Selatan" dengan gambar tengkorak di atasnya. Tulisan itu merupakan tanda kalau pengunjung sudah sampai di pantai selatan. Di pantai selatan cuacanya memang sangat panas, sehingga pasir-pasir terasa sangat menyengat di kaki. Tetapi jika pengunjung sudah terkena air laut di pantai selatan, rasa kepanasan itu mulai hilang. Pemandangan laut disana sangatlah indah dengan ombak yang sangat besar. Maka dari itu, pengunjung dilarang untuk mandi di pantai. Juga banyak mitos yang mengatakan ketika ada seorang yang mandi di pantai itu terseret oleh ombak, mereka adalah orang-orang yang tercatat sebagai tumbal oleh ratu pantai selatan. Tapi itu hanyalah sebuah mitos belaka, kita boleh percaya ataupun tidak. Tapi, bukankah pengetahuan dan teori alam sudah ada? Kita sudah belajar tentang geografi, mengapa orang bisa terkena arus pantai itupun sudah ada penjelasan dan alasan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Jadi kita jangan mudah percaya dengan mitos-mitos yang ada. Kita nikmati saja, kita happy ketika berwisata di pantai bedul dengan taat terhadap peraturan yang sudah tertera.

Hal yang masih disayangkan adalah masih adanya pengunjung yang tidak bertanggung jawab yang membuang sampahnya di jalan dalam hutan dan pantai. Mereka tidak berfikir apa dampak akibat perbuatan itu. Sampah itu berbahaya bagi penghuni hutan bedul karena dapat tersangkut pada kaki hewan ataupun paruh burung yang mencari makan di area tersebut. Sampah-sampah itu juga merusak keindahan pantai. Apalagi bau busuknya pasti akan mengganggu kenyamanan pengunjung lain yang sedang menikmati berwisata di pantai bedul ini. Tapi satu hal yang menarik adalah ketika menyusuri pantai mengarah ke timur, penulis menemukan tapak di pasir pantai yang tercetak seperti jejak kucing, namun lebih besar, berasal dari dalam hutan dan mengarah balik ke semak pandan duri.

Setiap hari Minggu dan hari-hari libur lainnya, di pantai bedul terdapat petugas dari Puskesamas Grajagan dan beberapa polisi. Mereka mengawasi dan menjaga keaamanan dan ketertiban pengunjug serta mengantisipasi jika ada kejadian yang muncul diluar keinginan. Jadi, jangan khawatir jika mau berwisata ke pantai bedul, karena keamanannya sangat terjamin.

Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2007 Desa Sumberasri  kecamatan Purwoharjo ditetapkan menjadi Desa Model Konservasi. Pada tahun yang sama juga ditandatangai MoU mengenai kerjasama antara Balai Taman Nasional Alas Purwo dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Sumberasri dalam pengembangan Wisata Alam Laut dan Hutan Mangrove terbatas Blok Bedul. Wisata Alat Laut dan Hutan Mangrove Blok Bedul juga bekerjasama dengan LSM dari Jepang JICA (Japan International Cooporation Agency) dan BHPM (Balai Pengelolaan Hutan Mangrove) wilayah I yang ada di Bali yang membantu pelatihan berupa pengtahuan Flora dan Fauna Mangrove.

Hutan mangrove di pantai bedul tercatat sebagai hutan mangrove dengan tumbuhan bakau tersubur se- Asia Tenggara. Sudah terlihat jelas sangat banyak dan sangat subur tanaman bakau yang masih alami di pantai bedul tersebut. Pantai bedul ini juga pernah menjadi nominasi tempat wisata terbaik di Jawa Timur. Dengan seiring berjalannya waktu, pantai bedul mulai popular dan banyak orang yang ingin mengunjunginya. Dampaknya Desa Sumberasri juga mulai dikenal banyak masyarakat, hingga Desa Sumberasri pernah menjadi pemenang sebagai “Desa Terbersih”.







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar